Tuesday, May 12, 2015

I am Muslim

   MENJADI INDIVIDU MUSLIM YANG DICITA-CITAKAN (Tanggung Jawab Siapa?)
Oleh : Sabriyadi
Article Review


Menjadi pribadi muslim dengan balutan akidah serta akhlak yang baik adalah impian setiap manusia yang beriman kepada Allah. Menteladani Rasulullah dan para Sahabat serta berusaha melakukan hal-hal yang positif baik yang menyangkut perilaku kepada sesama manusia itu sendiri atau kepada Sang Khaliq. Telah banyak kita jumpai betapa banyak manusia yang hanya berjalan seperti air mengalir, tidak mau berusaha menggali potensi yang ada pada diri, seolah-olah hidup hanya mengikuti arah perubahan waktu. Padahal sudah sepantasnya pada tiap individu menjadi muslim yang dicita-citakan, karena sejak lahir tanggung jawab itu telah diemban oleh setiap kita. Kita terlahir dengan keadaan yang seperti itu, ada yang dari keturunan baik, ada juga yang dari keturunan kurang baik, serta ada juga yang dari keturunan tak memiliki apa-apa, lantas untuk mewujudkan perubahan harus dimulai dari diri sendiri tanpa harus bergantung kepada orang lain.

Sunday, March 15, 2015

Anak adalah mutiara



MENDIDIK ANAK SEJAK DINI

Anak adalah anugerah terindah dalam sebuah keluarga yang Allah titipkan kepada kedua orang tua, tentu dengan hadirnya sang buah hati terdapat pula tanggung jawab dalam membesarkan, merawat, menjaga, serta mendidik agar kelak menjadi pribadi yang baik, sholeh, dan berguna bagi kedua orang tua, agama, maupun orang’’ disekitarnya. Dalam mendidik anak merupakan tugas utama kedua orang tua terutama seorang ibu, sebab ibu adalah “madrasatul ula” begitu teori pada buku Tarbiyah. Akan tetapi seorang ayah tidak terlepas dari tanggung jawab itu, sebab ayah mempunyai andil yang cukup besar dalam mewujudkan sang buah hati hadir ke dunia dengan kolaborasi antara keduanya maka lahirlah ia. Allah menyuruh kita untuk selalu menjaga diri dan keluarga, sebagaimana firman-Nya dalam surat At-Tahrim ayat 6 yang berbunyi :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
“wahai orang-orang yang beriman jagalah diri kamu dan keluargamu dari api neraka”

Monday, February 2, 2015

Sumpah-sumpah Allah dalam Al Qur'an




أقسام القرأن


               Allah SWT menurunkan al-qur’an kepada Rasulullah untuk dijadikan petunjuk dan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai bukti bahwa Allah ingin agar hamba-hamba-Nya menjadi pribadi yang beriman dan bertaqwa. Melalui  al-qru’an Allah mengajak seluruh umat manusia berdialog sebagai bukti bahwa alam ini ada yang menciptakannya, namun diantara manusia ada yang menerima dan ada pula yang menolaknya. Bagi yang benar-benar yakin dan percaya maka mereka dengan mudah menerima tanpa mempertanyakan alasan-alasan yang sekiranya bisa diterima secara logika dan akal sehat. Sebaliknya, bagi mereka yang jiwanya dikotori oleh hawa nafsu, kebatilan, dan tipuan setan, mereka enggan menerima kebenaran yang ada. Mereka akan menerima kebenaran itu jika jiwanya telah dimasuki bentuk-bentuk ungkapan yang menenangkan jiwa, baik diberi penguat (taukid) atau sumpah (qasam). Hal itu merupakan salah satu cara yang ampuh untuk menyadarkan mereka.

Friday, January 23, 2015

AYAT-AYAT JIWA






PENDAHULUAN

Oleh : Sabriyadi


Seyogyanya manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan keadaan yang sebaik-baiknya. Dikaruniakan kepada setiap diri ini kelebihan dan kekurangan dengan maksud agar diantara sesame manusia hendaknya mensyukuri apa yang telah di anugerahkan kepadanya. Adanya kekurangan bukan berarti Allah merendahkan manusia dari manusia yang lain, akan tetapi Allah mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Sebaliknya orang yang diberi kelebihan jangan lah angkuh lalu menyombongkan diri seolah-olah dia lah yang paling sempurna. Itulah sifat kehidupan ini yang senantiasa memiliki kekurangan dan kelebihan dan juga selalu berpasang-pasangan. Di dalam diri manusia terdapat yang nama jiwa atau perasaan dari sebuah sumber yang dinamakan hati. Dengan hati ini manusia mengendalikan dirinya. Ibarat kata dia adalah mesin tubuh yang diciptakan untuk menetukan pilihan sesaui dengan yang diinginkan oleh si empunya hati tersebut. Jika dia ingin yang baik maka hati lah yang akan mengoreksi niatnya itu, begitu juga sebaliknya. Karena pada hakikatnya hati ini akan senantiasa selalu berkata benar dan menunjukkan kebenaran meski terkadang lisan seseorang berkata lain. Inilah yang dinamakan Emosi jiwa. Rasulullah pernah besabda yang artinya : “Ketahuilah bahwa sesungguhnya di dalam tubuh terdapat segumpal daging, jika ia sehat maka sehat pulalah seluruh jasad, dan jika ia sakit maka sakit pulalah seluruh jasad. Itulah yang dinamakan hati.”

Thursday, January 22, 2015

Abdurrahman bin Auf termasuk kelompok delapan orang yang mula-mula masuk Islam. Ia juga tergolong sepuluh sahabat yang diberi kabar gembira oleh Rasulullah masuk surga dan termasuk

enam orang sahabat yang bermusyawarah dalam pemilihan khalifah setelah Umar bin Al-Khathab. Di samping itu, ia adalah seorang mufti yang dipercayai Rasulullah berfatwa di Madinah selama beliau masih hidup.